Rabu, 13 Oktober 2010

Penganguran dan Pekerjaan

Tiga ekonom secara bersamaan meraih hadiah Nobel Ekonomi 2010 atas jasa mereka mengembangkan teori tentang ketenagakerjaan.

Mereka adalah Peter Diamond dan Dale Mortensen dari Amerika Serikat serta Christopher Pissarides, warga Siprus asal Inggris. Pengembangkan teorinya dinamakan model Diamond-Mortensen-Pissarides. Model itu menjelaskan fenomena pengangguran (bahkan tetap tinggi), sementara pada sisi lain begitu banyak lapangan kerja tersedia.

Analogi lainya, yang relevan dan tampaknyata dalam kehidupan sehari-hari, mengapa ada begitu banyak rumah yang tidak laku, pada sisi lain banyak pembeli yang berminat.
Salah satu kesimpulanya adalah semakin murah hati pemerintah memberi kompensasi pada penganguran dan semakin lama orang bersedia mencari pekerjaan. Boleh jadi itu lebih tepat pada negar maju, dimana jaminan sosilanya sudah baik, mapan. Bada halnya dalam kasus nega berkembang dan terbelakang, tingkat penganguran tetap tinggi tanpa jaminan sosial memedahi.

Bagi kita di indonesia, tingginya tingkat pengengguran dan solusinya tetap menjadi persoalan krusial, begitu juga kemiskinan. Walaupun kita maklum dan paham betul bahwa satu cara mengurangi kemiskinan adalah pennciptaan lapangan pekerjaan.
Ketersedian lapangan kerja hanya bisa diciptakan dengen mengerakan perekonomian secara cepat melalui pengelolaan dan penciptaan nilai tambah sumberdaya yang dimiliki. Selain pemerintah melalui politik anggaranya, motor penggerak penciptaan lapangan kerja lainya adalah dunia usaha.
Semakin brgairah dunia usaha berekspansi, kian signifikan pula penciptaan lapangan kerja. Ekspansi usaha membutuhkan kondisi dan iklim yang baik, aturan jelas dan tidak mudah berubah, serta birokasi yang membantu, bukan malah sebalinya korup dan menjadi penghambat.

Bekerja, dan karena itu seseorang mendapatkan penghasilan yang layak, adalah hak asasi. Bekerja sungguh-sungguh, total, beretika, juga adalah kehormatan, bahkan ibadah. (KOMPAS, Rabu 13 Oktober 2010)